Tentang Akhir Zaman !!! 5 Fase Dalam Islam... Kita Semua Berada Dalam Fase Ke-4 (Fase Diktator) Zaman Dimana Penuh Dengan Fitnah... Dalam Fase Ke-4 ini Teknologi Akan Dimusnahkan Oleh Allah SWT... Mohon Bagikan Arikel Yang Bermanfaat Ini
Nabi SAW bersabda:
Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. [HR. Imam Ahmad]
Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5)
foto by google
Prinsip
pergantian jaman ini juga selaras dengan prediksi Rasulullah
shalla-llahu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu haditsnya yang
diriwayatkan oleh Imam besar dalam bidang hadits Ahmad, Abu Dawud dan
Turmudzi dari Abu Hudzaifah, intelijennya Nabi shalla-llahu ‘alaihi wa
sallam (shahibus sirr) pada 14 abad yang silam.
Ada 5 vase dalam islam sesuai hadist diatas:
Fase kenabian
Fase kekhilafahan ala Minhaaj al-Nubuwwah “khulafaur rasyidin”
Fase raja menggigit
Fase raja diktator (Mulkan jabbriyyan)
Akan datangan kembali fase kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian)
1. FASE KENABIAN
Inilah
periode awal perjalanan sejarah ummat Islam. Saat itu ummat Islam
dipimpin langsung oleh manusia paripurna (insan kamil), pemimpin
orang-orang yang bertaqwa (imamul muttaqin), panglima para mujahid
(qa-idul mujahidin), yaitu Muhammad shalla-llahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka langsung dipandu oleh figur teladan (uswatun hasanah) sejak masa
kesulitan, kegoncangan (fatrah al-idhthirab) di Mekah sampai jaya di
Madinah. Sejak sebelum berfikir tentang perang sampai berkali-kali
terjun di medan laga. Sejak sebelum berfikir tentang format kepemimpinan
sampai menjadi pemimpin yang disegani di Jazirah Arab. Manusia
penunggang onta yang tertata ulang persepsi (tashawwur) dan mata hati
(bashirah) mereka tentang Tuhan, alam sekitar dan diri mereka sendiri,
terbukti dalam sejarah memiliki kapasitas dan kapabilitas menjadi
penghulu dunia (ustad ziyatul ‘alam). Beralalulah masa keemasan itu
(‘ashrudz dzahab) selama 23 tahun. Ketika Allah menghendaki, Ia mencabut
masa kejayaan itu.
2. FASE KEKHILAFAHAN KHULAFAUR RASYIDIN
Inilah
fase kedua perjalanan sejarah ummat Islam. Para ulama dan ahli sejarah
sepakat bahwa periode ini adalah pada masa khulafaur rasyidin: Abu
Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Ada yang berpendapat sampai ke kurun
khalifah kelima, Umar bin Abdul Aziz. Masa ini fase khalifah yang lurus,
jujur dan adil. Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam melegitimasi
masa kedua ini masih dalam koridor minhajin nubuwah (metode kenabian).
Artinya periode pertama dan kedua ini adalah masa teladan dan rujukan
(referensi) ummat Islam.
3. FASE RAJA YANG MENGGIGIT
Fase
kehidupan ummat Islam yang ketiga ini dikuasai oleh raja yang
menggigit. Ia datang silih berganti dengan sebutan yang berbeda-beda.
Yang paling awal adalah Dinasti Umaiyah, kedua Dinasti Abasiyah dan
ketiga Dinasti turki Utsmaniyah yang berakhir pada tahun 1924. Sekitar
13 abad ummat Islam di bawah kekuasaan raja-raja yang menggigit ini
(mulkan ‘adhdhan).
Pada
masa ini para khalifah disebut raja, karena secara formal menjabat
khalifah tetapi pada dataran operasional pola pemerintahannya menerapkan
sistem kerajaan. Kepemimpinan bukan dilahirkan oleh syura tetapi
diwariskan kepada keluarga dekat kerajaan, anak keturunannya.
Disebut
“raja yang menggigit” karena masih menggigit Kitabullah dan Sunnah
Rasul, tetapi hampir-hampir lepas. Dan pada akhirnya lepas juga pada
tahun 1924 dengan munculnya Dewan Nasional Turki oleh Mustafa Kamal
Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Namun, para ulama’ yang istiqamah
menggelarinya dengan Mustafa Kamal A’da’ut Turk (Musuh Bangsa Turki).
Inilah masa keruntuhan dan keterpurukan ummat Islam. Dunia Islam laksana
kebun yang penuh tanaman subur dan bunga-bunga yang indah, tetapi tanpa
pagar pelindung dan penjaga kebun yang bertanggung jawab.
Kondisi
ini sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa
sallam, “Kamu sekalian akan dijarah beramai-ramai oleh ummat-ummat
manusia seperti halnya santapan yang dikerumuni orang-orang lapar.
Karena kamu semuanya ibarat buih, jumlahnya banyak tetapi tidak
berkualitas”.
Sebelum
tahun 1924, sekalipun kendali kekuasaan dipegang oleh “raja yang
menggigit”, tetapi ummat Islam masih memiliki payung dan pusat komando
(al-imamah al-‘uzhma) di Turki. Dalam dokumen sejarah dicatat, para
penguasa negeri-negeri muslim di seluruh dunia selalu mengadakan
korespondensi dengan pusat kekuasaan di Turki. Pada akhir abad ke-20,
panglima Fatahilah sepulangnya dari menunaikan ibadah haji, beliau
singgah untuk belajar di Akademi Militer di Turki. Sekembalinya ke
Nusantara beliau bisa memukul mundur pasukan penjajah Portugis.
justify;">
Raja yg mengigit adalah para penguasa Islam atau raja-raja penerus
Khulafaur Rasyidin yang dengan begitu gemilangnya menjaga sekaligus
mengembangkan nilai-nilai yang dibawa agama Islam. Masa ini ditandai
dengan adanya hanya satu pemerintahan (kalau jaman sekarang adalah
negara) dimana seluruh umat Islam sedunia tunduk dan patuh pada satu
kerajaan ini.
Hebat
bukan? Tidak seperti sekarang dimana umat Islam sudah terkotak-kotak
kedalam sebutan negara-negara. Negara Indonesia, negara Saudi Arabia,
negara Malaysia, negara Mesir, dsb. Masa Raja-Raja yang Menggigit ini
terjadi dalam tiga masa, yaitu dimulai dari kepemimpinan kerajaan Bani
Umayyah, Bani Abbasiyyah, dan yang terakhir adalah kepemimpinan Bani
Ustmani di Turki yang boleh dibilang baru berakhir kemarin saja, yaitu
1924 M
Pada
masa ketiga perjalanan umat Islam ini terjadi dengan sangat panjang,
yaitu sekitar 13 abad! Bayangkan, Islam bersinar dengan penuh keemasan
selamat 1300 tahun! Sebut saja bidang kedokteran, astronomi, bangunan
beserta jembatan, ilmu matematika sudah dikembangkan oleh para
ilmuwan-ilmuwan muslim. Kalau toh dewasa ini semua ilmu-ilmu tersebut
sepertinya ilmuwan muslim tidak punya andil, itu tidak terlepas dari
kelamnya sejarah Perang Salib dimana para salibis berusaha menghilangkan
bukti kejayaan umat Islam dahulu.
4. FASE DIKTATOR (Mulkan Jabbriyyan) – (kita skrg berada di vase ini)
Masa
keempat perjalanan sejarah ummat Islam ini mengalami krisis
kepemimpinan. Ummat Islam dari segi kuantitas tergolong besar, tetapi
mereka laksana sampah, makna lain dari gutsaa’ (buih), menurut pakar
hadits Dr. Daud Rasyid. Mereka bukan berkumpul tetapi berkerumun. Mereka
mayoritas, tetapi hati-hati individu mereka tercabik-cabik oleh paham
kedaerahan (nasionalisme) yang sempit, madzhab, aliran keagamaan dan
kepentingan. Kehadirannya tidak menggenapkan dan kepergian-nya tidak
mengganjilkan. Mereka diperebutkan untuk dijadikan mangsa binatang buas.
Pada
periode ini, jangankan sepakat untuk mengangkat isu-isu besar penegakan
Daulah Islamiyah, penentuan awal Ramadhan dan Idul Fithri saja tidak
menemukan kata sepakat. Di tengah-tengah mereka tidak ada wasit
(penengah) yang dipercaya untuk mengambil keputusan yang disepakati oleh
semua komponen umat ini. Tubuh ummat Islam tercabik-cabik oleh
perpecahan internal. Energi mereka habis untuk ghibah, namimah, hasud,
dendam, terhadap kawannya sendiri. Sehingga terlambat dalam merespon
perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya (dhu’ful istijabah lil
mutaghayyirat).
Setelah
tahun 1924, dunia memasuki perang dunia I, II dan Perang Dingin antara
Blok Timur versus Blok Barat (syarqiyyah wa gharbiyyah). Tetapi,
rentetan peristiwa diatas hanyalah muqaddimah tampilnya mulkan
jabariyyan (raja diktator) berskala global. Setelah tahun 1990, tidak
ada lagi dua kubu di pentas kehidupan global. Yaitu pasca runtuhnya
Tembok Berlin di Jerman. Hegemoni raja diktator internasional mulai
menampakkan eksistensinya, bermarkas di Gedung Putih (al-bait
al-abyadh), dan didukung oleh kroni-kroninya yang tergabung dalam negara
G7 : Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Italia, Kanada dan Rusia.
Tidak
ada pemimpin yang mangkat (baca: naik ke tampuk kekuasaan) di belahan
dunia ini selain dalam hegemoni raja diktator dunia, kecuali yang
dirahmati oleh Allah. Mereka yang bersebarangan dengan kemauan penguasa
diktator dunia akan berjalan tertatih-tatih. Mereka memiliki
tangan-tangan dan kaki-kaki di semua kepingan bumi ini. Bahkan
belakangan ini ada upaya sistematis untuk memecah keutuhan bangsa,
dengan fenomena Papua dan Aceh. Pihak-pihak yang masih getol
mempertahankan keutuhan NKRI disingkirkan oleh orang nomer satu di
negeri ini dari panggung kekuasaan. Prinsip pergantian zaman ini penting
diketahui agar kita menyadari di kurun mana kita ini sedang berada.
Ternyata kita berada pada titik nadir kelemahan ummat ini. Kita tidak
terlalu berharap kemana pun dan kepada siapa pun. Siapa pun yang tampil
memegang tampuk kepemimpinandi dunia pasti mendapat SIM (Surat Izin
Mangkat) dari hegemoni malikun jabbar. Marilah kita bangun, bangkit,
memperbaharui komitmen kita karena kita mengalami masa yang tidak
sederhana. Kita bergerak pada kurun yang tidak mudah.
Saatnya
kita bangun untuk menyongsong masa terakhir dari perjalanan sejarah
ummat Islam yaitu masa khilafah ‘ala manhajin nubuwwah. Karena kita
yakin bahwa kepemimpinan raja diktator ada masa akhirnya. Kebatilan,
sekalipun dipagari oleh kekuasaan yang kokoh akan segera hilang.
Lebih-lebih saat ini mereka mengadakan konspirasi global untuk
menghancur-kan pusat syiar-syiar Islam. Sesungguhnya mercusuar Islam
(baca: Tanah Suci Makkah) itu adalah milik-Nya. Dia sendiri yang akan
menjaganya dari tangan-tangan jahil.
5. FASE KHILAFAH AKAN DATANG KEMBALI
Persoalan
yang esensial bagi kita bukan terletak pada kapan terjadinya khilafah
atas metode kenabian itu. Sebab, masa itu akan terjadi pada masa kita
atau kemungkinan pada zaman keturunan kita. Hadits ini adalah prediksi
nubuwwah, bukan ramalan ahli nujum dan para normal. Kita tidak bangkit
pun prediksi Nabi itu pun akan terjadi. Kita sekarang perlu
mempersiapkan diri sebagai elemen perubah dan pencabut sang diktator
dunia. Dengan cara konsisten; istiqamah, mudawamah wal istimrar
(berkesinambungan) melaksanakan tahapan amal Islami (maratibul ‘amal
Islami) merujuk tahapan turunnya wahyu Al Quran.
Yaitu,
memperbaiki akidah (ishlahul ‘aqidah), melaksanaan syariat (tathbiqusy
syari’ah), memperbaiki akhlak (ishlahul akhlaq), melaksanakan dakwah dan
harakah (‘amalu ad-da’wah wal harakah) serta memperbaiki kualitas
jama’ah (binaul jama’ah).
Pada
akhirnya kita perlu bangkit untuk mewujudkan agenda-agenda penting
dakwah diatas. Agar kita aman dan lulus dari Mahkamah Ilahi kelak. Kita
berupaya menyadarkan sebanyak mungkin manusia agar menjadi batu bata
dakwah (asy-sya’bu qawaa-idud da’wah). Sekalipun kita tidak sadar, tidak
bangun, tidak bergerak, fenomena kebangkitan ummat Islam itu pasti
terwujud, dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala.
0 Response to "Tentang Akhir Zaman !!! 5 Fase Dalam Islam... Kita Semua Berada Dalam Fase Ke-4 (Fase Diktator) Zaman Dimana Penuh Dengan Fitnah... Dalam Fase Ke-4 ini Teknologi Akan Dimusnahkan Oleh Allah SWT... Mohon Bagikan Arikel Yang Bermanfaat Ini"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.